Tak disangka negara yang belum genap berusia 3 tahun, sudah memiliki pasukan payung yang merepotkan tentara belanda dan menggegerkan dunia, itu lah negara ku INDONESIA. Awal mulanya tanggal 10 oktober 1945 para peminpin rakyat dikalimantan berhasil membentuk pemerintah daerah merupakan bagian dari RI dan ber ibukota di Banjarmasin. Namun pada tanggal 24 Oktober 1945, tentara sekutu yang menduduki Kalimantan, menyerahkan Pemerintahan Sipil di Kalimantan kepada NICA (Belanda). Hal ini tentunya memicu kemarahan para pejuang kalimantan, para pejuang kalimantan pun mulai menyusun kekuatan dan pemerintah RI pun mengirim pasukannya namun selalu kandas oleh blogkade belanda,nah semenjak itulah muncul gagasan untuk melakukan penerjunan rahasia yang akan dilakukan putra-putra kalimantan oleh Gubernur Kalimantan Ir. Pangeran Moh. Noer, pada bulan Juli 1947. Hal ini ditanggapi oleh KSAU dengan membentuk staf khusus guna menyusun pasukan payung,pasukan ini berada dibawah KSAU dan Mayor Udara Tjilik Riwut putra daerah Kalimantan diangkat sebagai Perwira Operasi.
Pasukan ini nantinya akan bertugas menyusun gerilyawan, membantu perjuangan rakyat dikalimantan, membuka stasiun radio induk untuk menghubungkan antara yogyakarta dan kalimantan, dan mengusahakan serta menyempurnakan daerah penerjunan.Atas inisiatif komodor suryadi suryadarma kemudian dipilih 12 orang putra asli kalimantan dan 2 orang PHB AURI untuk melakukan penerjunan. Tanggal 17 Oktober 1947, tiga belas orang anggota berhasil diterjunkan di Sambi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Mereka adalah Heri Hadi Sumantri (montir radio AURI asal Semarang), FM Suyoto (juru radio AURI asal Ponorogo), Iskandar (pimpinan pasukan), Ahmad Kosasih, Bachri, J. Bitak, C. Williem, Imanuwel Nuhan, Amirudin, Ali Akbar, M. Dahlan, JH. Darius, dan Marawi. Semuanya belum pernah mendapat pendidikan secara sempurna kecuali mendapatkan pelajaran teori dan latihan di darat (ground training). Seorang lagi yaitu Jamhani batal terjun karena takut. Mayor (Purn) Muhammad Dachlan mengatakan wajar, karena Djam’ani tidak pernah mengikuti latihan droping sehingga takut.
Pasukan ini diterjunkan dengan menggunakan pesawat C-47 Dakota RI-002 yang diterbangkan oleh Bob Freeberg berkebangsaan Inggris sekaligus pemilik pesawat,co-pilot Opsir (U) III Suhodo, dan jump master Opsir Muda (U) III Amir Hamzah. Bertindak sebagai penunjuk daerah penerjunan adalah Mayor (U)Cilik Riwut yang putra asli Kalimantan. Ini adalah operasi Lintas Udara pertama dalam sejarah Indonesia. Awalnya pasukan ini akan diterjunakan didaerah sepanbiha, kalimantan selatan namun akibat cuaca yang buruk dan kontur daerah kalimantan yang berhutan lebat mengakibatkan mayor Cilik Riwut kebingungan saat memprediksi tempat penerjunan. Setelah bergerilya didalam hutan pada tanggal 23 November 1947 akibat pengkhianatan seorang Kepala Desa setempat, pasukan ini disergap tentara Belanda yang mengakibatkan 3 orang gugur yaitu Heri Hadi Sumantri, Iskandar, dan Ahmad Kosasih. Sedangkan yang lainnya berhasil lolos namun akhirnya setelah beberapa bulan mereka berhasil juga ditangkap Belanda.
Dalam pengadilan, Belanda tidak dapat membuktikan bahwa mereka adalah pasukan payung dan akhirnya mereka dihukum sebagai seorang kriminal biasa. Mereka dibebaskan setelah menjalani hukuman 1 tahun dan langsung diangkat menjadi anggota AURI oleh Komodor (U) Suryadi Suryadarma. Peristiwa penerjunan yang dilakukan oleh ke 13 AURI ini merupakan pristiwa yang menandai lahirnya satuan tempur pasukan khas TNI Angkatan Udara.Tanggal 17 Oktober 1947 kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) yang sekarang dikenal dengan Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Korpaskhas).
Nilai Moral
Tujuan penulis menulis mengenai sejarah Korpaskhas (Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara) untuk mengingat perjuangan putra-purti Indonesia melawan penjajah, bahwa dengan peralatan seadanya asal kita landasi dengan niat yang bulat tekat yang tinggi untuk mencapai hal tersebut Insya Allah semua hal akan tercapai. Begitu juga dengan perjungan kita yang sekarang untuk terus membuat Indonesia negri kita ini menjadi negara maju dan disegani oleh dunia.
Pasukan ini nantinya akan bertugas menyusun gerilyawan, membantu perjuangan rakyat dikalimantan, membuka stasiun radio induk untuk menghubungkan antara yogyakarta dan kalimantan, dan mengusahakan serta menyempurnakan daerah penerjunan.Atas inisiatif komodor suryadi suryadarma kemudian dipilih 12 orang putra asli kalimantan dan 2 orang PHB AURI untuk melakukan penerjunan. Tanggal 17 Oktober 1947, tiga belas orang anggota berhasil diterjunkan di Sambi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Mereka adalah Heri Hadi Sumantri (montir radio AURI asal Semarang), FM Suyoto (juru radio AURI asal Ponorogo), Iskandar (pimpinan pasukan), Ahmad Kosasih, Bachri, J. Bitak, C. Williem, Imanuwel Nuhan, Amirudin, Ali Akbar, M. Dahlan, JH. Darius, dan Marawi. Semuanya belum pernah mendapat pendidikan secara sempurna kecuali mendapatkan pelajaran teori dan latihan di darat (ground training). Seorang lagi yaitu Jamhani batal terjun karena takut. Mayor (Purn) Muhammad Dachlan mengatakan wajar, karena Djam’ani tidak pernah mengikuti latihan droping sehingga takut.
Pasukan ini diterjunkan dengan menggunakan pesawat C-47 Dakota RI-002 yang diterbangkan oleh Bob Freeberg berkebangsaan Inggris sekaligus pemilik pesawat,co-pilot Opsir (U) III Suhodo, dan jump master Opsir Muda (U) III Amir Hamzah. Bertindak sebagai penunjuk daerah penerjunan adalah Mayor (U)Cilik Riwut yang putra asli Kalimantan. Ini adalah operasi Lintas Udara pertama dalam sejarah Indonesia. Awalnya pasukan ini akan diterjunakan didaerah sepanbiha, kalimantan selatan namun akibat cuaca yang buruk dan kontur daerah kalimantan yang berhutan lebat mengakibatkan mayor Cilik Riwut kebingungan saat memprediksi tempat penerjunan. Setelah bergerilya didalam hutan pada tanggal 23 November 1947 akibat pengkhianatan seorang Kepala Desa setempat, pasukan ini disergap tentara Belanda yang mengakibatkan 3 orang gugur yaitu Heri Hadi Sumantri, Iskandar, dan Ahmad Kosasih. Sedangkan yang lainnya berhasil lolos namun akhirnya setelah beberapa bulan mereka berhasil juga ditangkap Belanda.
Dalam pengadilan, Belanda tidak dapat membuktikan bahwa mereka adalah pasukan payung dan akhirnya mereka dihukum sebagai seorang kriminal biasa. Mereka dibebaskan setelah menjalani hukuman 1 tahun dan langsung diangkat menjadi anggota AURI oleh Komodor (U) Suryadi Suryadarma. Peristiwa penerjunan yang dilakukan oleh ke 13 AURI ini merupakan pristiwa yang menandai lahirnya satuan tempur pasukan khas TNI Angkatan Udara.Tanggal 17 Oktober 1947 kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) yang sekarang dikenal dengan Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Korpaskhas).
Nilai Moral
Tujuan penulis menulis mengenai sejarah Korpaskhas (Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara) untuk mengingat perjuangan putra-purti Indonesia melawan penjajah, bahwa dengan peralatan seadanya asal kita landasi dengan niat yang bulat tekat yang tinggi untuk mencapai hal tersebut Insya Allah semua hal akan tercapai. Begitu juga dengan perjungan kita yang sekarang untuk terus membuat Indonesia negri kita ini menjadi negara maju dan disegani oleh dunia.
foto Monumen Palagan Sambi
Dan kebetulan ulun orang asli kabupaten kotawaringin barat sekedar memberikan informasi bahwa nama bandara Iskandar yang ada di kota Pangkalan Bun kabupaten kotawaringin barat ini diambil dari nama pemimpin pasukan penerjunan payung pertama Republik Indonesia ini,yakni letnan Muda Iskandar. Namanya diabadikan menjadi lanut sekaligus bandara yang ada di kota Pangkalan Bun. Sekarang pesawat penerbangan pertama Republik Indonesia ini dipajang ditengah kota Pangkalan Bun dilengkapi dengan ke 13 nama penerjun tersebut dan menjadi salah satu objek wisata sejarah di Pangkalan Bun.Pesawat ini dijadikan monumen oleh pemerintah kotawaringin barat dengan nama monumen palagan sambi. Pesawat yang dipajang ini asli, yang digunakan untuk penerjunan pertama tersebut.
Presmiaan monumen palagan sambi didesa sambi
dihadiri Tjilik Riwut (No.4 dari kiri)
dihadiri Tjilik Riwut (No.4 dari kiri)
Penerbangan pesawat RI-002
foto palagan sambi
Monumen tersebut dibuat untuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang gugur pada penerjunan pasukan payung pertama itu monumen ini diresmikan pada tahun 2000 oleh Kepala Staf TNI-AU Marsekal TNI Hanafie Asnan di Desa Sambi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Pemberian nama Palagan Sambi didasarkan pada lokasi di mana peristiwa penerjunan itu terjadi, yaitu di Desa Sambi. Kondisi pesawat ini sangat terawat karena sebelumnya benda ini merupakan koleksi berharga milik Angkatan Udara Indonesia. Namun, setelah Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat berencana membangun sebuah monumen untuk mengenang peristiwa penerjunan tersebut, pihak Angkatan Udara kemudian menghadiahkan pesawat ini kepada Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat untuk dijadikan sebagai simbol monumen ini. pesawat yang digunakan untuk penerjunan pertama tersebut (Pesawat RI-002) dan sekarang untuk perawatannya, pesawat ini dirawat langsung TNI Angkatan Udara lanut Iskandar bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Panah putih tempat lokasi monumen palagan sambi, lingkaran hijau
adalah bundaran pancasila pusat kota Pangkalan Bun.
adalah bundaran pancasila pusat kota Pangkalan Bun.
Foto lokasi Monumen Palagan Sambi
Untuk menuju desa sambi dari kota kabupaten pangkalan bun dapat ditempuh dengan waktu 1,5 jam dengan menggunakan transfortasi klotok (prahu mesin) menuju hulu sungai dari pangkut. Di desa ini para pengunjung akan menjumpai Monumen Penerjunan Pasukan Payung Republik Indonesia yang pertama.
foto monumen palagan sambi didesa sambi tempat penerjunan pertama
Akses
Jika anda tertarik mengunjungi kota ini bandara Iskandar sudah memiliki berbagai macam rute penerbangan bagi anda yang berasal dari pulau jawa bisa melalu kota semarang, surabaya dan Jakarta untuk informasi lebih lengkap anda bisa membacanya disini. Anda yang berkunjung ke Pangkalan Bun tidak berkunjung ketempat ini sangat sayang sekali karena mengunjungi menumen ini anda bisa mendapatkan informasi sejarah dengan cuma-cuma alias gratis, Monumen ini juga terletak di tengah kota Pangkalan Bun, jika anda melalui jalur udara atau laut dan ingin ke kota Pangkalan Bun di pastikan anda akan melewati Monumen ini.
Mungkin cukup sekian postingan ulun kali ini semoga dapat bermanfaat wassalam...:)
Anda sedang membaca artikel tentang Penerjunaan pertama anggota payung RI (Palagan Sambi) Bagi Anda pembaca blog dakobar.blogspot.com bisa menyebarluaskan atau mengcopy paste jika artikel Penerjunaan pertama anggota payung RI (Palagan Sambi) ini sangat bermanfaat, namun jangan lupa meletakan link postingan Penerjunaan pertama anggota payung RI (Palagan Sambi) sebagai sumbernya, berikut link posting bentuk html-nya :
Keterangan : Letakan kode diatas dibawah postingan Anda
Keterangan : Letakan kode diatas dibawah postingan Anda
3 komentar:
ijin repost tulisan nya ya bro :)
Terimakasih Untuk Komentar Shobat Ulun :) By Hendi WijayaOke bro, jangan lupa nyantumkan alamat sumber bro :)
Rantau pulut
Terimakasih Untuk Komentar Shobat Ulun :) By Hendi WijayaBina desa
Sambi
Posting Komentar